Sabtu, 08 Desember 2012
Terselimuti mimpi
Waktu takkan bisa merubahku dan aku pun tak bisa
merubah waktu. Perasaanku pun kepadamu tak bisa
berubah, cinta ini membekukan darahku melemahkan
jantung dan membuat aku lupa dimana aku berada
sehingga tak ada yang ku ingat selain engkau. Ribuan
mata telah kupasang pada dinding hari untuk
mengawasimu, tak ada satu pun yang lengah atau
berkedip dari keindahanmu. Telingaku tak pernah
berhenti untuk mendengar suaramu, pikiranku tak
pernah mengeluh untuk mengingatmu.
Takkan kubiarkan waktu melenyapkan namamu dari
hatiku, takkan kubiarkan angin membawa namamu
pergi dari jiwaku. Bagai derasnya hujan menangisi
alam, begitu aku tanpamu.
Dirimu dan diriku mungkin seperti bau harum dan
busuk serta aku yang busuk itu karena aku berasal dari
biji kegelapan yang ditanam di tanah yang tandus dan
tanpa setetes air kasih sayang. Sedangkan engkau dari
biji cahaya yang di tanam di tanah kesuburan, yang di
sampingnya ada sebuah sungai kemakmuran.
Keharumanmu takkan dapat menyatu denganku
walaupun sesungguhnya aku tak meminta seperti ini.
Di kehidupan, mimpilah yang memberiku semangat dan
juga menjadi pelipur laraku karena di kenyataan hidup
tak ada yang bisa membuatku bertahan selain engkau.
Tapi apakah engkau akan hadir di kehidupan ini dan
aku tahu engkau hanya akan hadir dalam panggung
mimpi-mimpi.
Angin selalu menusuk telingaku dengan namamu,
dilangit pun ketika aku memandang begitu jelas lukisan
dirimu, cahaya matahari pun mengukir namamu di
tirai-tirai hari. Kenapa mimpi selalu lebih indah dari
kenyataan dan aku terus berharap walau mimpiku telah
menutupi kenyataan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar